Mengapa harus menggunakan statistika ?

Saya masih ingat ketika tahun 1995 menghadiri undangan dosen saya di Unibraw sedang memberikan pidato ilmiah sebagai guru besar bidang statistika. Pagi itu di salah satu koran memunculkan berita tentang beliau dengan judul profesor sayur asem. Membaca judul itu tentu saja, saya ada rasa tidak nyaman dengan judul berita, sehingga rasa penasaran untuk membaca berita lebih rinci.

Sang “profesor muda” menulis dalam salah satu bagian pidatonya bahwa belajar aplikasi statistik itu seperti seseorang yang sedang memasak sayur asem, untuk memastikan bahwa cita rasa sayur sudah cocok, tidak perlu menghabiskan sepanci sayur tetapi cukup dengan menarik kesimpulan dari sesendok sayur yang dirasakan. Nah, tentu saja hal ini sangat dipahami oleh para pengguna statistika, bahwa sampel bisa menjadi penaksir populasi.

Selain penggunaan data berbasis sampel, ada ciri lain yang menjadi pertimbangan seseorang untuk menggunakan statistika, yaitu adanya keragaman (variance). Pengamatan yang beragam itu membuka kran ketidakpastian. Siapa sih yang tidak tertarik untuk menganalisis sesuatu yang mengandung ketidakpastian? Coba lihat, seorang dokter bedah profesional yang sudah ribuan kali membedah tetap saja diiringi ketidakpastian ketika dia sedang melakukan operasi bedah. Berhasil atau gagal? Berhasil pada tingkat 100%, 90% atau hanya 45%? Pedagang baksopun juga begitu, kemarin dia keliling menjual bakso, dan sore pulang dengan tidak membawa sisa barang dagangan, tetapi bagaimana dengan hari ini? Tidak ada yang bisa memastikan apakah barang dagangannya akan laku 100%.  Sangat banyak contoh peristiwa yang didalamnya mengandung unsur ketidakpastian.

Mempelajari ketidakpastian secara statistik bisa diukur peluangnya apabila distribusi data yang diamati dapat dikenali polanya. Pada ilmu statistika akan dikenal beberapa nama distribusi seperti normal, eksponensial, weibull, binomial, poisson, hipergeometrik, uniform dan lain-lain.

          Lalu ciri lain alasan menggunakan statistika adalah menguji hasil taksiran berdasarkan nilai simpangan (error).  Agar mudah, saya memberikan ilustrasi berikut. Joni mengajak untuk berbisnis pertanian dengan menanam cabe, dia mengatakan bahwa rata-rata keuntungan adalah 35%, bahkan mendekati hari raya idhul fitri keuntungan bisa 120%. Wuih, sangat menarik tentunya. Tetapi ketika ditanya apakah selalu akan mendapatkan keuntungan, Joni mengatakan tidak juga, ketika jumlah cabe melimpah kadang akan mengalami kerugian hingga 10%. Nah, hal ini bila ditinjau dari sudut statistika akan memberikan kesimpulan bahwa bisnis cabe tidak selalu menguntungkan.

Berbeda dengan tawaran si Joko yang mengajak untuk berjualan sate. Rata-rata keuntungan hanya 25%, tetapi tidak pernah mengalami kerugian. Keuntungan terendah bisa mencapai 10% dan bila pasar lagi ramai akan menembus hingga 55%. Sehingga dari kedua tawaran bisnis ini sebaiknya dipilih berjualan sate, karena jaminan keuntungan selalu ada.

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah ‘statistika’ (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan ‘statistik’ (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.

Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri. Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.

About Arif Kamar Bafadal

Dosen statistika dan operation research. Blog dibuat agar dapat berbagi pengetahuan tentang statistika dan operation research melalui pengalaman dan tulisan. Blog ini menyampaikan pesan "belajar lalu mengajar" agar selalu tercipta motivasi yang kuat untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan secara khusus pada bidang statistika dan operation research, agar para mahasiswa tidak terjebak dengan sesuatu yang terbatas.
This entry was posted in Statistika Deskriptif. Bookmark the permalink.

5 Responses to Mengapa harus menggunakan statistika ?

  1. Abu Musa says:

    Aplikasi pada statistika memang akan bersifat probabilistik (ada ketidakpastian), sedangkan pada operation research bersifat deterministik (pasti)…….. Lanjutkan dengan tulisan berikutnya.

  2. Abu Musa says:

    Tulisan yang lain ditunggu pak ….. Semangat terus untuk mewujudkan buku impian

  3. lilis says:

    pak mau nanya
    apakah koefisien b0 b1 b2 selain menggunakan spss?
    soalnya dosen kami menyuruh secara manual

  4. lilis says:

    maaf ya pak mksd saya bukan di postingan yang ini kian pak 🙂
    apakah koefisien b0 b1 b2 selain menggunakan spss dalam analisis konjoin?
    soalnya dosen kami menyuruh secara manual

Leave a reply to Abu Musa Cancel reply